Melex.id – Dokter ungkap kasus cacar monyet atau monkeypox di area Indonesia tembus 30 orang. Dari total 30 pasien seluruhnya merupakan lelaki serta mayoritas penularan melalui aktivitas hubungan seksual.
Fakta ini diungkap langsung Spesialis Penyakit Dalam sekaligus Konsultan Penyakit Tropik dan juga Infeksi, dr. Robert Sinto, SpPD, K-PTI berdasarkan data global dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO per 25 Oktober 2023 dari 91 ribu kasus positif, 96 persen di tempat antaranya merupakan lelaki.
“Di Indonesia sekarang (kasus cacar monyet) 100 persen kasus adalah lelaki. Rentang usianya dalam dunia 29 hingga 40 tahun usia periode seksual aktif. Di Indonesia juga sama, kisaran usia 20 hingga 50 tahun sampai seksual aktif,” papar dr. Robert melalui webinar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Kamis (2/10/2023).

Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit virus zoonosis atau virus ditularkan dari hewan ke manusia, yang tersebut dapat sembuh sendiri.
Monkeypox disebabkan oleh virus monkeypox, yakni anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae, yang mana umumnya terjadi di dalam Afrika Tengah juga Afrika Barat sebagai negara endemis.
Dokter yang mana juga staf di tempat FKUI RSCM itu menambahkan, sekarang ini cacar monyet sudah ada pada 116 negara, salah satunya Indonesia. Secara global, dr. Robert mengungkap penularan cacar monyet yang paling banyak ditemukan melalui hubungan seksual, dengan total 80 persen. Sisanya, penularan dari orang ke orang tanpa kontak hubungan seksual sebesar 20 persen.
“Beberapa gejala yang digunakan ditemukan 58,2 persen demam, ada ruam kulit 56 persen serta genital rash (ruam dalam alam kelamin) 50,6 persen. Uniknya, data WHO terakhir bukan lagi mencantumkan hubungan apakah ini lebih banyak banyak pada orientasi MSM (lelaki berhubungan dengan lelaki) atau tidak,” kata dr. Robert.
Meski tidaklah lagi dipublikasi WHO, namun data dr. Robert menemukan 97 persen kasus mayoritas datang dari MSM atau biseksual, ditambah merek yang terinfeksi cacar monyet 40 persen di dalam antaranya sekaligus HIV positif.
“Tapi bukan dia menempel pada HIV, lantaran selama ini sering mengasosiasikan monkeypox dengan HIV. Sebetulnya kalau dilihat proporsi ini dia lebih besar dekat hubungan gay (MSM) atau biseksualnya, yaitu 98 persen ketimbang HIV-nya yaitu 40 persen. Rereta penelitian bilangan proporsinya menggambarkan proporsi demikian,” beber dr. Robert.
Cacatan lain berdasarkan temuan kasus, dokter yang tersebut juga berpraktik di tempat RS PELNI ini mengatakan cacar monyet dapat terjadi bersamaan dengan penyakit menular seksual atau infeksi menular seksual (IMS), tak main-main angkanya mencapai 30 persen dari total kasus dunia.
“Jadi dari sini, kalau berhadapan dengan pasien infeksi menular seksual, pikirkan juga monkeypox sebagai differencial diagnosis (diagnosis alternatif). Kalau sudah bisa saja mendiagnosis 1 jenis IMS jangan puas, bukan berarti tidaklah monkeypox, bisa jadi terjadico-infeksi (penularaan bersamaan) antara Monkeypox dengan IMS lainnya,” tutup dr. Robert.
Sumber : Suara.com