Travel  

Kisah Toko Merah pada Pusat Kota Tua Ibukota yang Usianya Hampir Tiga Abad

Kisah Toko Merah pada Pusat Perkotaan Tua Ibukota yang mana Usianya Hampir Tiga Abad

Melex.id Jakarta – Toko Merah menjadi salah satu daya tarik Perkotaan Tua Jakarta. Salah satu bangunan tertua pada Ibu Pusat Kota ini seing dijadikan objek foto para fotografer akibat keunikannya. Bangunan cagar budaya ini telah lama diabaikan, tapi beberapa pekan ini Toko Merah kembali jadi perhatian setelahnya direstorasi dan juga sebagian ruangannya dijadikan kafe Rode Winkel. 

Toko merah terlihat mencolok dalam antara bangunan tua lainnya akibat warnanya yang mana berbeda. Dengan usianya yang hampir mencapai tiga abad, bangunan dengan gaya kolonial yang mana memiliki sejarah panjang. Hal ini adalah salah satu dari delapan monumen warisan VOC yang tersebut ada pada pada tembok juga parit pertahanan Daerah Perkotaan Batavia. 

Toko Merah dibangun pada 1730 oleh Gustaaf Willem Baron van Imhoff, yang tersebut kemudian menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hinda Belanda dari 1743 hingga 1750. Kawasan ini dulunya merupakan tempat elit, dekat dengan kantor Balaikota dan juga pusat perdagangan. 

Di masa jabatannya, van Imhoff mengubah rumahya menjadi asrama kamus Academie de Marine yang tersebut baru diresmikan pada tahun pertama ia menjabat. Akademi yang dimaksud dibubarkan pada 1755 oleh Gubernur Jenderal selanjutnya, Jacob Mossel, juga asrama itu pun diubah menjadi hotel mewah yang tersebut pemiliknya berganti-ganti. 

Awal mula nama Toko Merah

Bangunan ini baru dikenal sebagai Toko Merah sejak seseorang kapten Cina bernama Oey Liauw Kong membeli bangunan ini untuk digunakan sebagai rumah juga toko pada 1851. Nama Toko Merah dikaitkan dengan kusen dan juga pintu yang digunakan dicat merah tua dengan sedikit sentuhan emas. Tapi ada juga yang tersebut mengungkapkan bahwa nama ini dikaitkan dengan pemiliknya yang tersebut orang Tionghoa. 

Toko Merah beberapa kali beralih kepemilihan serta fungsi. Pada 1920-1940, bangunan ini dijadikan kantor untuk Bank voor Indie. Setelah kemerdekaan Indonesia, bangunan ini dinasionalisasi lalu berubah fungsi lagi menjadi kantor berbagai BUMN.

Bangunan ini ditetapkan sebagai cagar budaya pada 1993. Terakhir, bangunan ini yang  oleh PT Korporasi Perdagangan Indonesia (PPI) lalu sempat dijadikan kantor.

Toko Merah sangat mudah diakses lantaran berada di area pinggir Kali Besar, DKI Jakarta Barat. Kini, wisatawan mampu nongkrong di area di sini menikmati secangkir kopi di area berada dalam Pusat Kota Tua. 

LAYYIN AQILA

Sumber : Tempo.co