Melex.id – Banyak orangtua terlambat mengenali tanda mata juling pada anak, hasilnya penanganannya tambahan terlambat dan juga sudah terlanjur mengganggu psikologis hingga tumbuh kembangnya.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) DKI Jakarta Raya, dr. Julie Dewi Barliana, SpM(K), M. Biomed menjelaskan mata juling dalam istilah medis disebut strabismus, dengan nomor 1,93 persen dari 148 jt penduduk di area dunia.
Ia juga menambahkan, ada beberapa tanda mata juling pada anak yang tersebut bisa saja dikenali, dengan melihat aktivitas sang buah hati di area keseharian. Khususnya, dr. Julie juga menyarankan orangtua dapat mulai melakukan pemeriksaan anak di dalam atas usia 6 bulan.
“Di bawah usia 6 bulan jika gerakan mata anak itu belum beraturan, jadi jadi kadang juling palsu. Tapi setelah lebih lanjut dari 6 bulan bola mata sudah mulai menetap,” jelas dr. Julie dalam acara Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC Menteng, Sabtu, 14 Oktober 2023.
Berikut ini beberapa tanda mata juling pada anak yang dimaksud perlu dapat segera dapat penanganan menurut dr. Julie.
1. Mata Anak Kabur saat Mengantuk

Mata juling adalah kondisi ketika posisi kedua mata tidak ada sejajar serta melihat ke arah yang tersebut berbeda. Kondisi ini pengaruhi sebab adanya gangguan koordinasi pada otot penggerak bola mata. Inilah sebabnya saat mata lelah mengantuk otot penggerak ini bergerak sangat bukan kondusif.
“Ketika anak hal itu capai kelelahan, mengantuk kemudian matanya lari, itu tanda anak kemungkinan mata anak itu juling,” ujar dr. Julie.
2. Sering Jatuh saat Turun Tangga
Kondisi ini terjadi akibat mata juling punya kelemahan terhadap bidang 3 dimensi, sehingga di tempat penglihatan anak jadi berbayang kemudian bukan bisa jadi membedakan mana bidang rata kemudian belubang.
“Selain kesulitan kaki kemungkinan permasalahan penglihatan, takut lari pada satu bidang. Bolong sedikit tetiba jatuh, padahal itu ada bolong, itu akibat tak bisa saja lihat 3 dimensi dengan baik,” papar dr. Julie.
Sementara itu Dokter Subspesialis Konsultan Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics, dr. Gusti G. Suardana, SpM(K) menjelaskan alasan pihaknya memberikan operasi mata juling gratis kepada 30 orang pasien, oleh sebab itu kondisi mata juling mampu menimbulkan orang mengalami tekanan mental akibat stigma masyarakat.
“Masyarakat masih melihat penyandang mata juling sebagai kelompok yang dimaksud ‘berbeda’. Prasangka, kesalahpahaman, serta perlakuan negatif akibat stigma yang digunakan keliru turut meningkatkan tekanan psikologis yang tersebut mau tak mau sering penyandang strabismus hadapi,” papar dr. Gusti.
Adapun pemilihan 30 pasien peserta bakti sosial, yang dimaksud dapat operasi mata juling gratis disesuaikan dengan urgensi yang dimaksud dialami pasien tersebut.
Seperti sebagai ibu yang dimaksud harus merawat anak-anaknya, pelajar yang dimaksud butuh penglihatan lebih lanjut baik, hingga lelaki dewasa yang dimaksud harus mencari uang untuk keluarganya.
Bahkan beberapa pasien juga ada yang kedua matanya harus diimplementasikan operasi sekaligus, sehingga tidaklah hanya sekali satu mata.
Sumber : Suara.com