Health  

Pandemi Covid-19 Bikin Mesin PCR Lebih Berkembang, Kenapa?

Pandemi Covid-19 Bikin Mesin PCR Lebih Berkembang, Kenapa?

Melex.id – Pandemi Covid-19 menjadi salah satu masa kelam bagi peradaban di tempat bumi. Meski demikian, dalam saat bersamaan pandemi juga memberikan dampak positif bagi dunia kesehatan.

Salah satunya terkait perkembangan mesin Polymerase Chain Reaction alias PCR dalam Indonesia. Hal ini diungkapkan langsung oleh Deputy Director Stem Cell and Cancer Institute (SCI), dr. Sandy Qlintang, M.Biomed. 

“Karena dengan adanya pandemi covid even itu adalah suatu musibah besar dalam seluruh dunia, tapi juga memberikan efek yang positif, yaitu perkembangan mesin-mesin PCR, ini adalah mesin yang sangat penting untuk mengecek gen. Nah oleh sebab itu, dengan adanya PCR sudah merata di dalam seluruh Indonesia sehingga pemeriksaan gen mampu dipercepat,” ucap dr. Sandy dalam seminar internasional Dr. Boenjamin Setiawan Distinguished Lecture Series (DBSDLS), Minggu (8/10/2023). 

Selain itu, perkembangan PCR sebab pandemi Covid-19 ini juga memproduksi proses precision medicine menjadi lebih lanjut cepat. Hal ini sebab data yang mana masuk lebih lanjut tinggi. 

Petugas kesehatan melakukan swab PCR kepada warga di dalam kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (31/5/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Petugas kesehatan melakukan swab PCR kepada warga pada kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (31/5/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

“Nah itu juga mampu jadi terapi untuk mengatasi precision medicine jadi tambahan cepat dikarenakan data yang dimaksud akan masuk lebih tinggi tinggi akibat di dalam seluruh Indonesia jaringan laboratoriumnya sudah mempunyai PCR,” sambungnya. 

Tidak hanya sekali itu, pengembangan PCR ini memproduksi proses pendataan gen di tempat Indonesia tambahan mudah. Apalagi di area Indonesia sendiri mempunyai variasi gen yang berbeda-beda. Dengan mengetahui gen tersebut, mampu mempelajari berbagai penyakit yang tersebut dialami serta terapi sel seperti stem cell. 

Dengan stem cell ini, akan membantu mempelajari gen-gen dari berbagai penyakit yang dimaksud dialami. Nantinya terapi stem cell hal itu akan membantu efek penyembuhan bagi orang yang tersebut mengalami penyakit tertentu seperti talasemia, tuberkulosis, kemudian lain-lain.
 
Demikian, tidak ada dapat dibeli untuk melakukan semua hal ini membutuhkan biaya yang dimaksud bukan sedikit. Biasanya, anggarannya tergantung dengan penelitian yang dilaksanakan terhadap penyakit tersebut. Namun, menurut dr. Sandy, pengeluaran dengan anggaran besar ini jika dikerjakan memberikan manfaat luar biasa. Hal ini dapat membantu kurangi biaya BPJS serta meningkatkan produktivitas generasi muda. 

“Anggarannya mahal untuk tapi buat kebutuhan Indonesia harusnya tidak ada masalah, ini tergantung dari penelitian yang dimaksud dilaksanakan misalnya thalasemia dapat sampai 40 sampai 45 miliar, tetapi dampaknya saya rasa berapapun harganya mampu jalani bersama-sama. Bisa menghemat biaya BPJS, negara juga, meningkatkan produktivitas generasi muda,” jelasnya. 

Melihat pentingnya pengembangan terapi genomik dan juga stem cell ini, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) kembali menyelenggarakan seminar internasional Dr. Boenjamin Setiawan Distinguished Lecture Series (DBSDLS). Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius mengatakan, diadakannya acara ini diharapkan dapat memberi informasi, edukasi dengan kolaborasi untuk metamorfosis teknologi kesehatan. 

“Kami berharap dapat terus berkolaborasi dengan pemerintah kemudian semua pihak dalam menyukseskan implementasi inisiatif Transformasi Teknologi Kesehatan,” tutur Vidjongtius.

Sumber : Suara.com