Melex.id – Aksi Israel luncurkan roket di dalam rumah sakit di tempat Gaza, Palestina tuai banyak kecaman dari masyarakat. Pasalnya, akibat aksi hal itu banyak warga sipil kemudian tenaga media yang dimaksud meninggal dunia sebab serangan tersebut.
Bahkan, pada rumah sakit yang dimaksud menjadi sasaran penyerangan juga terdapat banyak anak-anak kemudian wanita, serta tenaga medis di tempat dalamnya. Hal yang yang tersebut memproduksi aksi penyerangan itu menuai banyak kecaman.
Melihat adanya aksi tersebut, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) membuka pernyataan atas kasus yang tersebut menimpa para korban, khususnya tenaga medis. Hal ini akibat tiada seharusnya rumah sakit menjadi sasaran untuk penyerangan.
Melalui rilis yang dimaksud diterima Suara.com, Selasa (31/10/2023) PB IDI bersama World Medical Association (WMA) atau Asosiasi Medis Dunia, mengecam pihak berkonflik untuk menyerang sarana medis serta tenaga kesehatan.
![Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. Adib Khumaidi saat ditemui tim Suara.com di area Kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (25/4/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/04/25/17500-ketua-umum-pb-idi-dr-adib-khumaidi.jpg)
Pihak yang dimaksud berkonflik juga dituntut untuk mematuhi norma-norma Hukum Humaniter Internasional (IHL) untuk tak menyerang infrastruktur medis lalu kendaraan tenaga kesehatan. Seharusnya, para tenaga kesehatan yang dimaksud ada dalam lokasi konflik dilindungi dengan baik.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, DR Dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT secara tegas mengutuk aksi serangan kepada tenaga medis. Ia berharap para tenaga medis lalu kesehatan yang mana ada di area lokasi konflik dapat akses untuk merawat korban tanpa ancaman.
Hal ini lantaran keselamatan pasien kemudian rakyat sipil seharusnya menjadi prioritas utama. Apalagi, sudah kewajiban para dokter untuk berusaha menjaga keselamatan para pasien.
“Sebagai dokter, kami mempunyai kewajiban etik untuk menempatkan keselamatan pasien kemudian komunitas publik sipil diatas segalanya,” tegas Dr Adib.
Tidak hanya saja itu, para petugas kesehatan yang dimaksud berada pada lokasi konflik juga seharusnya memiliki sumber daya yang digunakan memadai untuk merawat para pasien. Koridor kemanusiaan harus digunakan untuk melakukan konfirmasi pengiriman pasokan medis penting dan juga bantuan kemanusiaan lainnya ke Jalur Gaza dengan aman.
Demi menjaga keamanan warga sipil, PB IDI dan juga WMA memohonkan agar pihak yang berkonflik tiada saling menyerang warga sipil, infrastruktur kesehatan, serta layanan lainnya. Justru, warga sipil, infrastruktur kesehatan, juga akses lainnya harus diselamatkan.
Sumber : Suara.com