Melex.id – Jakarta – Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengatakan pada Kamis, 16 November 2023, bahwa sudah waktunya untuk menggantikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, juga bahwa akan ada dukungan luas untuk membentuk pemerintahan persatuan yang tersebut dipimpin oleh partai sayap kanan Likud Netanyahu.
Lapid yang dimaksud berhaluan tengah, yang tersebut menjabat sebentar sebagai perdana menteri Israel tahun lalu, mengatakan dia yakin mayoritas dari 120 anggota parlemen pada Knesset, atau parlemen, akan menandatangani koalisi semacam itu.
Dia melontarkan komentarnya ketika Israel terus melancarkan serangan militernya di tempat Gaza menyusul serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober di tempat Israel selatan.
“Waktunya telah terjadi tiba – kita perlu membentuk pemerintahan rekonstruksi nasional. Likud akan memimpinnya, Netanyahu lalu ekstremis akan digantikan, lebih banyak dari 90 anggota Knesset akan menjadi mitra dalam koalisi untuk penyembuhan lalu penyatuan kembali,” tulis Lapid di area X, platform digital media sosial.
Partai Likud yang dipimpin Netanyahu adalah partai terbesar dalam koalisi penguasa Israel, yang mencakup partai-partai ultra-nasionalis kemudian agama. Bersama-sama dia menguasai 64 kursi dalam parlemen.
Lapid menolak bergabung dengan kabinet perang Netanyahu pada awal perang, meskipun anggota parlemen berhaluan tengah lainnya setuju untuk bergabung serta membantu mengelola konflik.
“Saya mendengar dia mengatakan ini bukan waktunya. Kami menunggu 40 hari, tidaklah ada waktu lagi. Apa yang digunakan kami butuhkan sekarang adalah pemerintahan yang tersebut bukan akan menangani apa pun selain keamanan juga ekonomi,” tulis Lapid di tempat X, yang mana sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
“Kami bukan mampu melakukan siklus pilpres lagi dalam tahun mendatang pada mana kami terus berjuang kemudian menjelaskan mengapa pihak lain adalah sebuah bencana.”
REUTERS
Pilihan Editor: Gedung Putih: AS Tak Akan Membagi Informasi Intelijen tentang Hamas kemudian Al Shifa
Sumber : Tempo.co