Melex.id –
Jakarta – Belakangan ini, ramai nasabah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) pada Salatiga kebobolan Rp68,5 jt dari rekeningnya melalui transaksi QRIS. Pengamat keamanan siber menyebut pembuktian kasus hal hal itu seharusnya tidak ada ada sulit.
Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya mengatakan bank seharusnya mempunyai bukti perangkat dalam transaksi QRIS seperti fingerprint perangkat, Internet Protocol (IP) address, lalu posisi perangkat ketika bertransaksi.
“Selain itu ada cara mudah untuk verifikasi transaksi qris. Tidak perlu capek-capek lakukan forensik digital,” ujar Alfons kepada CNBC Indonesia, Kamis (16/11/2023).
“Hubungi sekadar merchant penerima QRIS serta juga tanyakan transaksi QRIS yang digunakan dimaksud bermasalah itu untuk transaksi apa. Kan, jadi ketahuan itu transaksi valid, fraud atau akibat kesalahan sistem,” tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Evita, nasabah hal hal tersebut mengaku keseimbangan rekeningnya tersisa Rp10 jt pada 26 September 2023 lalu. Ketika ia mengecek mutasi rekening, tertera ada transaksi QRIS sebesar Rp4 jt pada pagi hari yang tiada ia ketahui.
Ia langsung menghubungi Halo BCA untuk melakukan pemblokiran dikarenakan dugaan terjadi pembobolan atau hack. Kemudian, hasil pemeriksaan menunjukkan transaksi misterius lewat QR terjadi dari tanggal 23 hingga 26 September 2023. Nilainya sebesar Rp1 jt juga dijalani secara berulang kali.
Evita menjelaskan bahwa pada saat transaksi misterius pertama itu dilakukan, dirinya sedang mendaki Gunung Ungaran di dalam dalam Jawa Tengah. Sehingga tak mungkin dirinya melakukan transaksi itu oleh sebab itu handphonenya tidak ada ada mendapatkan sinyal dalam dalam kawasan gunung. Evita pun dapat membuktikan itu melalui GPS yang dimaksud digunakan merekam jejaknya tanpa jaringan internet.
Ia juga terus menggenggam handphonenya selama perjalanan tersebut.
Anehnya lagi, handphone yang mana tak miliki aplikasi lain selain m-Banking BCA, oleh sebab itu memang dikhususkan untuk transaksi bank.
“Saya tuh, di dalam dalam HP ini, nggak pernah terima [kode] OTP. Atau e-mail notif apapun, nggak ada,” ujar Evita di tempat dalam kanal YouTube Mr. Bert, dikutip Selasa (14/11/2023).
Ketika ditanya apa tanggapan BCA terkait hal ini, Evita menyebut dirinya disuruh mencari siapa pihak yang digunakan mana menggunakan handphonenya itu untuk bertransaksi.
“Ya, saya yang tersebut yang disuruh nyari maksudnya saya yang tersebut disuruh nyari, ‘Ini dari device-nya Ibu, jadi Ibu cari mungkin dipake anaknya, mungkin dipake suaminya, atau ada yang dimaksud dimaksud tau ya’,” ujarnya.
Evita juga mengaku pihak BCA memohon bukti rekaman CCTV bahwa handphone miliknya itu terus berada di area dalam genggamannya.
Artikel Selanjutnya BCA & Batavia Prosperindo Luncurkan Reksa Dana Syariah & ESG
Sumber : CNBC