Melex.id –
Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan fakta penyebab pertumbuhan kegiatan ekonomi tumbuh pada bawah 5% pada kuartal III-2023. Hal ini dipicu oleh konsumsi rumah tangga yang dimaksud mana lesu.
Sri Mulyani menilai konsumsi yang dimaksud dimaksud dikeluarkan BPS relatif lebih lanjut tinggi rendah dari yang dimaksud ekspektasi pemerintah. Menurutnya, pemerintah melihat kepercayaan konsumen tetap tinggi pada kuartal III.
“Kita lihat consumer confidence tinggi namun translation-nya kepada consumption tak setinggi yang digunakan kita harapkan,” ujarnya dalam konferensi Pers di area dalam Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, dikutip Selasa (7/10/2023).
Lebih lanjut, dia juga mengomentari konsumsi pemerintah yang tersebut digunakan tercatat negatif. Dia menjelaskan belanja pemerintah umumnya baru terealisasi pada kuartal IV.
“Dari sisi konsumsi pemerintah yang tersebut tadi negatif, kita melihat kuartal III seasonally government consumption negatif,” ungkap Sri Mulyani.
Dia yakin beberapa belanja ini baru terealisasi pada kuartal IV. “Saya kemarin sudah hitung dari postur sampai Desember, melihat alokasi belanja masih ada 3 bulan terakhir itu belanja yang dimaksud hal tersebut ada pada tempat APBN itu masih Rp 1.078 triliun,” jelasnya.
Melihat lesunya ekonomi, pemerintah merilis paket kebijakan mulai dari bansos El Nino, rumah hemat bagi MBR hingga PPN ditanggung pemerintah. Dengan paket ini, Sri Mulyani berharap dapat menyokong perekonomian pada kuartal IV. Pasalnya, tanpa paket kebijakan ini, dunia usaha RI bisa saja sekadar melemah hingga 4,81%.
“Dengan adanya paket ini yang dimaksud yang disebut mampu jadi berjalan dalam area kuartal III kita berharap dapat hanya menambah 0,2% additional growth sehingga pada kuartal IV pertumbuhan kegiatan kegiatan ekonomi mampu jadi dijaga dalam 5,01%, sehingga pada full year 2023 kita harap perekonomian kita tetap akan terjaga pada area 5,04%,” ujarnya.
Ekonom senior Anny Ratnawati mewanti-wanti pemerintah untuk waspada terhadap penurunan daya beli masyarakat. Dia mengatakan ada tren pada dalam mana pada kuartal 4 pertumbuhan dunia bidang usaha justru semakin melambat.
“Pola ini tentunya harus dibaca betul-betul dengan cermat,” katanya, dikutip pada Selasa (7/11/2023).
Dia mengatakan data pertumbuhan sektor sektor ekonomi pada 2022 mengkonfirmasi adanya pelambatan pertumbuhan sektor dunia usaha setiap akhir tahun. Dia menggambarkan pada kuartal ke-II tahun 2022, pertumbuhan perekonomian secara 3 bulanan semata-mata mencapai 3,72%.
Angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto kemudian melambat pada kuartal III menjadi 1,83% serta kembali berkurang pada kuartal IV menjadi hanya sekali hanya 0,36%. “Itu melandainya luar biasa,” tegas Anny.
Artikel Selanjutnya Cek! Ramalan Ekonomi RI Kuartal II dari Sri Mulyani & Bos BI
Sumber : CNBC