Bisnis  

Tekan Risiko Kecelakaan, Komunitas Sopir Truk Gelar Edukasi Safety Driving

Tekan Risiko Kecelakaan, Komunitas Sopir Truk Gelar Edukasi Safety Driving

Melex.id Kecelakaan lalu lintas terjadi akibat berbagai faktor mulai dari kondisi kendaraan yang mana bukan layak jalan, faktor pengendara yang kelelahan hingga persiapan tak maksimal.

Faktor-faktor yang dimaksud diingatkan oleh para sukarelawan Ganjar Pranowo yang dimaksud tergabung pada Komunitas Sopir Truk di Pembinaan Keselamatan Berkendara (Safety Driving) di tempat Kecamatan Duren Sawit Ibukota Timur.

“Kami hari ini ada kegiatan pelatihan untuk sopir-sopir. Safety driving kami kasih tahu sopir supaya pada jalan dia sesuai dengan aturan pemerintah berkendaranya,” kata Koordinator Wilayah KST Jakarta, Amirul Amin ditulis hari terakhir pekan (20/11/2023).

Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, total kecelakaan lalu lintas melibatkan kendaraan angkutan barang seperti truk, menduduki peringkat kedua setelahnya sepeda gowes motor, dengan nomor 12 persen dari total kecelakaan pada 2022.

Kondisi itupun tak belaka menyebabkan korban jiwa lalu luka-luka dari kalangan sopir maupun warga lainnya, tetapi juga kerugian materil yang mana sangat mahal lalu merugikan para pengusaha.

Oleh lantaran itu, Amin lalu para sukarelawan KST menekankan pentingnya persiapan yang dimaksud matang pada kendaraan maupun sopir yang tersebut akan bertugas membawanya.

“Yang perlu diperhatikan juga sebelum berkendara seperti air (radiator), oli, tekanan ban, kapasitas ban, kapasitas muatan itu berapa banyak. Itu sudah ada kita edukasi ke semua partisipan tadi yang mana datang,” katanya.

Menurut Amin, persiapan itu perlu dilaksanakan tak hanya sekali oleh sopir tapi juga pihak pemilik atau pengelola kendaraan yang akan digunakan untuk mengakibatkan barang-barang perniagaan.

Sehingga, ketika terjadi kecelakaan lalu lintas melibatkan truk angkutan barang masyarakat tidak ada semata-mata menyalahkan sopir tetapi juga pihak pemilik atau pengelola kendaraan yang dimaksud digunakan.

“Sopir itu dikarenakan memang sebenarnya di dalam Indonesia masih (dinilai sebagai) pekerjaan yang tersebut bawah, dianggap sebelah mata. Pemilik mobil, yang mana mempekerjakan (sopir) juga masih banyak melalaikan (aturan keselamatan),” ujar Amin.

Sementara itu, salah individu kontestan pelatihan Safety Driving bernama Irvan Nugraha mengungkapkan faktor penyulut kecelakaan lalu lintas yang tersebut perlu diantisipasi sopir adalah kelelahan.

Dalam bertugas, ia mengaku mampu mengendarai truk angkutan barang ke luar area dengan waktu tempuh pada menghadapi enam jam sehingga membuatnya kelelahan.

“Biar tak capek biasanya kita istirahat setiap empat jam sekali istirahat. Istirahat cukup kalau mulai lelah biar konsentrasi bukan terganggu ya istirahat dulu dalam tempat-tempat yang digunakan sudah ada ditentukan (layak),” katanya.

Sumber : Suara.com