Melex.id – Jakarta – Semakin banyak anak muda yang digunakan mengalami gangguan jiwa sebab media sosial. Tim peneliti kedokteran komunitas dari Universitas Indonesia mengungkapkan pemanfaatan media sosial lalu jejaring informasi dunia maya yang tak terkontrol mengancam kesehatan jiwa anak muda Indonesia.
Anggota tim peneliti kedokteran komunitas Ray W. Basrowi di tempat Jakarta, Selasa, 14 November 2023, mengatakan pemanfaatan media sosial yang dimaksud tidak ada terkontrol berimplikasi pada kesehatan jiwa anak muda, umumnya pada usia 17-27 tahun ke atas. Bahkan, pada indikator lain dalam banyak penelitian, dokter menemukan pemanfaatan media sosial dalam gawai juga berimplikasi melambatnya tumbuh kembang kognitif anak usia pertumbuhan 0-1000 hari pertama.
Ia menunjukkan gangguan jiwa akibat pemanfaatan media sosial tak terkontrol dialami oleh individu putra bangsa berinisial B yang digunakan berprofesi sebagai kreator konten cukup populer. Karena keterlibatan yang digunakan terlibat ia didiagnosa mengalami gangguan bipolar atau bipolar suicide consideration. Bipolar adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai perubahan ekstrem suasana hati, energi, dan juga tingkat aktivitas.
Orang dengan gangguan bipolar dapat mengalami episode mania (suasana hati yang mana sangat tinggi lalu penuh energi) juga depresi, suasana hati yang tersebut sangat rendah dan juga tidaklah berenergi. Ray menyebut akibat kondisi bipolar yang disebut B harus mengonsumsi obat-obatan seumur hidup, jika tiada akan mempengaruhi konsentrasi atau aktivitas sehari-hari.
“Yang bersangkutan adalah salah satu contoh dari banyak penyintas lain. Data dari banyak penelitian dalam dalam negeri juga menemukan 25 persen mahasiswa baru mengalami ansietas, 32 ibu muda mengalami depresi postpartum, bahkan 32 persen kasus perceraian disebabkan gangguan jiwa ini,” katanya.
Perlu langkah strategis
Peredaran informasi dengan tingkat kredibilitas minim yang digunakan masif terkait suatu penyakit memicu diagnosis diri, juga menjadi indikator penyebab tingginya kasus gangguan jiwa di dalam masyarakat. Menurutnya, 82 persen responden yang terdiri dari akademisi, psikolog, dokter spesialis, praktisi kesehatan masyarakat, organisasi warga sipil, sosio-antropolog, budayawan menyatakan isu kesehatan jiwa sangat penting.
Karena itu, tim peneliti kedokteran komunitas menilai pemerintah perlu melakukan langkah-langkah strategis bersama para ahli kesehatan dan juga sosio-antropolog untuk mengatasinya. Jangan sampai pemanfaatan media sosial atau informasi dalam dunia maya mengganggu semakin banyak kesehatan anak muda.
“Bagaimana pun anak muda adalah aset yang harus dilindungi sebagai modal untuk mencapai Indonesia emas 2045,” kata dia.
Sumber : Tempo.co